Rabu, 22 Mei 2013

PENDAKIAN LAWU VIA CEMORO KANDANG



PETA JALUR PENDAKIAN
Jalur pendakian dari cemoro kandang merupakan jalur pendakian yang masih berada di provinsi jawa tengah tepatnya daerah perbatasan antara jawa tengah dan jawa timur. Panjang jalur ini kurang lebih 12 km dikarenakan tipe jalurnya yang relatif landai. Pendakian gunung lawu via cemoro kandang membutuhkan waktu 8-9 jam untuk naik dan 5-6 jam untuk turun kembali. Pemandangan jalur ini cukup indah karena kita akan mengelilingi punggungan sehingga desa –desa di bawah dapat terlihat dengan jelas apabila cuaca cerah.
BASECAMP CEMORO KANDANG
Basecamp Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah, pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39′ 49″ LS dan 111° 11′ 14 ” BT. Disini terdapat sebuah pos pendaftaran sebelum melakukan pendakian, prasarana untuk pendaki disini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Cemoro Sewu. Adapun prasarana yang tersedia di tempat ini musholla, WC, kamar mandi, tempat pendaki menginap/beristirahat, pos jaga petugas dan aula yang cukup luas. Sumber air cukup tersedia melimpah disini. Di depan basecamp ini juga terdapat banyak warung – warung yang berjualan berbagai macam makanan yang berada tepat di pinggir jalan. Di sini untuk ijin pendakian, para pendaki akan dikenakan biaya sebesar rp. 5000/orang yang sudah mencakup asuransi sebesar rp. 200. Selain itu untuk penitipan motor dikenakan biaya sebesar Rp. 5000/ malam.
POS I (Taman Sari Bawah)
Pos ini berada pada ketinggian 2.237 mdpl dan pada posisi 07° 39′ 00″ LS dan 111° 11′ 19″ BT. Pos ini berjarak lebih kurang sekitar 1 jam pendakian dari Cemoro Kandang. Pos ini berupa sebuah bangunan batu dan beratap seng, didalam pos ini bisa memuat kira kira 2 buah dome apabila ingin mendirikan dome didalamnya. didepan pos ini terdapat sebuah lembah yang didasarnya mengalir sebuah sungai. Disamping pondok ada areal untuk mendirikan tenda. Tidak ada sumber air di pos ini. Tipe treknya agak menanjak.
POS II (Taman Sari Atas)
Pos II ini juga berupa sebuah pondok dari Batu beratap seng yang didalamnya juga bisa memuat 2 buah dome. Sumber air bisa didapat jika turun sungai yang ada didasar lembah yang berada tepat didepan pos ini. Yang menarik dari pos ini kita bisa melihat kawah gunung ini yang dikenal juga dengan nama Kawah Candra Dimuka. Di pos ini terdapat areal yang luas untuk mendirikan tenda. Ketinggiannya 2.470 m dpl, posisinya 07° 38′ 33″ LS dan 111° 11′ 16″ BT, jarak pos ini sekitar 1 jam perjalanan dari pos sebelumnya. Tipe treknya agak menanjak.
POS BAYANGAN
Pos bayangan ini kira kira berada di tengah tengah jarak antara pos 2 dan 3. Waktu tempuh ke pos ini kurang lebih 1 jam. Di pos ini terdapat sebuah bangunan pos permanen yang diberi seng.
POS III (Penggik)
Pos III ini terletak persis di pertengahan dari jalur pendakian Cemoro Kandang ini, dengan posisi 07° 38′ 07″ LS dan 111° 11′ 03″ BT, ketinggian 2.780 m dpl dan berjarak sekitar 1,5 jam dari pos bayangan atau 2,5 jam dari pos 2. Jalurnya melingkar-lingkar dipunggungan dan ditengah jalan menuju antara Pos II dan Pos IV kita akan menemukan mata air pada posisi 07° 38′ 20″ LS dan 111° 11′ 00″ BT pada ketinggian 2.586 m dpl, tepat persis dipinggir jalan setapak. Mata airnya terlihat seperti cerukan kecil namun memiliki air yang bersih. Jalur menuju pis ini merupakan jalur terberat dan paling panjang dibanding jalur menuju pos – pos yang lain.
POS IV (Cokro Suryo)
Pos IV ini sangat luas dan memiliki sebuah bangunan baru beratap seng, akan tetapi pada pos ini tidak terdapat sumber mata air. Sebelum pos ini kita akan menjumpai sebuah mata air yang bernama Sendang Panguripan. Berada pada posisi 07° 37′ 54″ LS dan 111° 11′ 11″ BT. Disebut Cokro Suryo karena dilokasi pos ini terdapat batu berukir peninggalan zaman Majapahit. Ukiran batu tersebut berupa lingkaran yang bercahaya yang merupakan perlambang dari cakra yang bersinar. Lambang ini adalah merupakan lambang dari kerajaan Majapahit. Jarak tempuh ke pos ini kurang lebih 1,5 jam dari pos sebelumnya.
POS V (Perapatan)
Pos V ini merupakan satu-satunya pos Cemoro Kandang yang tidak mempunyai bangunan pondok. Pos ini merupakan sebuah tanah lapang dan di pos ini juga merupakan sebuah perapatan. Jika kita memilih jalur kekanan Ke arah puncak Hargo Dumilah, kekiri ke Hargo Tiling, sedangkan lurus ke Hargo Dalem. Pos ini sudah dekat jaraknya dari Hargo Dalem dan tidak ada sumber mata air. Jarak tempuh pos ini dari pos sebelumnya kurang lebih 30 menit dengan trek yang menurun dan pindah punggungan.
HARGO DALEM
Hargo dalem merupakan salah satu tempat favorit para pendaki untuk mendirikan tenda karena ditempat ini tersedia banyak tanah lapang dan terdapat sebuah warung yang siap menyajikan makanan bagi perut yang lapar mulai dari gorengan hingga makanan berat seperti nasi beserta lauknya. Ketinggian pos ini 3170 mdpl. Di sekitar daerah ini banyak bangunan yang disakralkan dan tempat bersemedi jadi jangan sampai salah masuk. Tempat ini merupakan tempat yang cukup strategis bagi anda yang ingin menyaksikan sun rise karena pemandangan dari tempat ini tidak terhalang bukit bukit. Jarak tempuh ke tempat ini dari pos prapatan kurang lebih 30 menit dengan trek yang mendatar.
PUNCAK HARGO DUMILAH
Puncak hargo dumilah merupakan puncak tertinggi dari tiga puncak yang ada di gunung lawu. Ketinggian puncak ini 3265 mdpl. Di daerah puncak ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan untuk beristirahat. Di tempat ini juga banyak terdapat daerah yang cukup lapang untuk mendirikan dome / tenda. Puncak ini terdapat sebuah tugu yang terbuat dari semen. Dari puncak ini kita bisa melihat daerah kawah gunung yang datar yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk mengukir nama mereka dengan menyusun batu batu. Sehingga terlihat cukup menarik dari puncak ini. Jarak tempuh ke puncak ini kurang lebih 30 menit dari hargo dalem dengan trek yang menanjak 45 derajad.

Rabu, 15 Mei 2013

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SUMBING


Gunung Sumbing, termasuk gunung tinggi di Jawa terletak di antara wilayah Temanggung dan Wonosobo Jawa Tengah berdiri gagah berdampingan dengan gunung Sindoro di sebelahnya. Gunung bertype strato ini berketinggian 3.371 mdpl, sedangkan kondisi puncaknya terdiri atas batu tebing menjulang tinggi yang dikelilingi oleh kawah - kawah kecil menebarkan asap belerang. Puncak Gunung Sumbing terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 mdpl dan puncak Kawah, dengan ketinggian 3.372 mdpl.


Lereng Gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah longsor karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau dan sayur - sayuran. Lereng Gunung Sumbing mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara gunung - gunung yang berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki gunung ini sejauh mata memandang akan terlihat hampir separuh lereng gunung sudah merupakan daerah perladangan.

Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat satu jalur utama yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro.

Masyarakat desa ini sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani. Jumlah penduduk desa Garung juga tidak terlalu banyak tapi kelihatan sangat makmur. Desa Garung merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung Sumbing, dapat dengan mudah kita capai karena letaknya yang dilalui jalur Bus / minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau sebaliknya.

Dari Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung ( Pasar Reco ). Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu, sekitar 0,5 jam dengan jalan kaki atau naik ojek.

Setelah sampai di Kampung Butuh, kita melapor pada pak Zamroni, Kamituwo kampung ini untuk minta ijin pendakian ke Gunung Sumbing. Di rumahnya ini kita bisa bermalam untuk melanjutkan pendakian esok hari atau istirahat sebentar dan melanjutkan pendakian pada malam hari. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan dikampung ini, karena selama perjalanan kepuncak tidak ada mata air dan kalau kita memerlukan pemandu gunung ( porter ) kita bisa mendapatkan di desa ini.

Dari Kampung Butuh ini terdapat dua jalur pendakian yaitu Jalur Baru dan Jalur Lama. Jalur Baru di buka karena jalur lama sudah terkena erosi yang menyebabkan jalur agak sulit untuk dilalui. Panjang jalur dari Desa Garung sampai ke puncak Gunung Sumbing lewat jalur lama, 7 Km dan Jalur Baru, sepanjang 0,5 Km.


JALUR PENDAKIAN LAMA
Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, maka kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.

Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan - tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar.

Lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pestan atau Pasar Setan , selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.

Dari Pestan jalan semakin curam dan agak sulit di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung dari hembusan angin yang keras, tempat ini dinamakan Batu Kotak. Dari Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih, sekitar 1 jam perjalanan lalu kita dapat langsung menuju ke puncak. Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu 2 - 3 jam lagi perjalanan pendakian.

JALUR PENDAKIAN BARU
Bila kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan, melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I. Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di desa dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.

Dari Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru, sekitar 1 - 1,5 jam.

Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur lama menuju ke puncak. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50 - 100 meter dan beberapa puncak yang runcing dan sulit untuk dicapai. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7 - 8 jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.


Gunung Sumbing Lewat Kaliangkrik Magelang

Pendakian Gunung Sumbing lewat Kaliangkrik, mungkin belum banyak yang tahu tentang jalur tersebut. Saya melihat buku tamu di pondok pendakian yang terisi hanya sedikit. Dari tahun 2011 sampai 2012 saja bisa dihitung jari berapa jumlah rombongan yang naik. Awal ceritanya kami (Sidiq dan Aan) merencanakan untuk naik ke Gunung Slamet, karena Gunung Slamet saat itu habis kebakaran dan akhirnya Aan sms basecamp bambangan terlebih dahulu untuk memastikan. Hasil dari sms itu pun kurang mengenakkan karena pendakian Gunung Slamet lewat bambangan ditutup. Mungkin belum berjodoh untuk mendaki Gunung Slamet. Akhirnya kita mencari alternative lain, kita mendaki gunung yang lain, pertama mencari info untuk ke lawu melalui candi cetho, setelah mencari di google, hasilnya pun kebakaran, kemudian mencari informasi untuk ke gunung sumbing, tetapi tidak lewat garung wonosobo karena sudah pernah dan ganti suasana. Hasil dari pencarian di sumbing pun juga kebakaran, tetapi saya menemukan sebuah blog tentang perjalanan ke sumbing lewat kaliangkrik magelang, yang menurut saya akses kesana lebih dekat kalau dari jogja daripada jalur lain seperti cepit dan bowongso. Akhirnya diputuskan untuk mendaki sumbing, kalau masih ditutup langsung saja lari ke merbabu karena masih deket deket magelang, tetapi Aan sebelumnya sms basecamp garung untuk bertanya sudah bisa didaki apa belum gunung sumbing habis kebakaran, dan hasilnya pun bisa. Pada hari jumat sebelum berangkat pun Harun dan temannya (Panjul) memutuskan untuk ikut mendaki. Kita pun berkumpul di kosan imam untuk bisa berangkat bersama.
Akhirnya kita berangkat dari kosan Imam hari jumat tanggal 12 oktober 2012 jam 8.30 pm. Perjalanan baru sampai tempel sleman kita sudah diguyur hujan deras. Kita pun melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jas hujan. Di jalan kita sambil tanya tanya ke orang kemana arah kaliangkrik, karena kita belum pernah kesana sebelumnya. Setelah bertanya sekitar 4 kali, akhirnya kita sampai di sdn temanggung, di sd ini ada gang masuk menuju dusun butuh, kelurahan temanggung, kecamatan kaliangkrik, kabupaten magelang, itu adalah alamat yang kami tuju, dan kita pun bertemu orang, awalnya berniat untuk bertanya jalan ke dusun butuh, tapi malah diantarkan. Di jalan motor saya tidak kuat untuk berboncengan dengan membawa 2 carier isi penuh, dan saya pun pindah membonceng ke motor mas masnya yang mengantar. Setelah di jalan ngobrol ternyata mas masnya ruahnya sebelah dusun butuh, walaupun terpisah sawah sawah yang luas tapi baiknya dia mengantar sampai rumah kepala dusun.
Untuk informasi saja, pendakian lewat kaliangkrik ini tidak ada basecamp, untuk mendaki bisa menuju ke rumah pak kadus. Petunjuk jalan untuk menuju kesana masih kurang, sangat disarankan untuk siang kalau menuju kesana karena kalau malam sudah jarang aktivitas dan susah untuk bertanya.
Setelah sampai di rumah pak Kadus, saat itu yang punya rumah kebetulan ada di luar, mungkin karena ada suara motor. Kemudian kita langsung dipersilahkan masuk rumah dan disuguhi minuman hangat dan makanan. Setelah ngobrol ngobrol dengan pak Kadusnya, kami pun istirahat untuk mempersiapkan pendakian besoknya.
Pagi pun tiba, saya pun masih enak dengan tidur sedangkan Aan, Harun, dan Panjul pergi mencari makan untuk bekal di atas dan sarapan. Setelah mereka datang, saya pun bangun. Kita makan bersama sama, setelah makan ada tamu dari Jakarta yang kebetulan mau naik juga. Namanya mas Wawan, dia mau naik sendirian saja, bawaannya sebesar kulkas, mungkin karena naik sendirian itu trus semuanya dibawa. Setelah mas Wawan bertemu dengan tuan rumah dan sambil mengisi buku tamu kita kemudian packing.
Setelah selesai packing kita pun berangkat bersama mas Wawan. Kita berangkat jam 8.40 am. Baru beberapa jalan mas Wawan menyuruh kita untuk duluan, mungkin dia ingin sendiri dan sudah diniati untuk naik sendirian. Akhirnya pun kita meninggalkannya. Medan yang kita lalui adalah tangga berbatu, seperti halnya naik lawu lewat cemoro kandang. Jalan tersebut adalah jalan warga untuk mencari kayu bakar dan rumput. Sering kita menjumpai ibu ibu membawa kayu besar besar, mungkin berat kayunya lebih berat dari carrier yang kita bawa, bahkan bisa dua kalinya, sungguh hebat warga lereng gunung sumbing ini. Kita saja dengan membawa carrier naik udah sering banget istirahat, apalagi kalau bawa kayu itu ya? Mungkin bisa lebih sering lagi istirahatnya.

Awal Jalan Bertangga (tanah).

Pendekar.

Pendekar Ibu-Ibu.
Jalan bertangga batu memang sangat melelahkan, apalagi jalan tidak ada bonusnya. Kita sampai penghabisan tangga jam 12.14 pm. Setelah tangga berbatu, jalan tanah dan agak landai, tidak naik seperti saat tangga. Track di sini sampai puncak merupakan sabana, kalo menurutku kayak di sembalun, ada sungai sungainya juga, tapi kalo ini agak nanjak dikit. Di jalur ini saya melihat ada 10 sungai, di blog yang saya liat dulu ada 9 sungai, kata pak kadusnya ada 5 sungai, saya juga bingung mana yang benar, takutnya saya salah liat dan salah mengira kalau itu sungai. Soalnya sungainya berdekatan, jalan 5 menit saja sudah sampai sungai berikutnya. Tetapi yang beneran sungai dan jelas jelas itu adalah sungai dimana menjadi tempat peristirahatan siang, dimana setelah sungai naik dan banyak pohonnya, nah menurut perhitungan kami itu adalah sungai ke sembilan. Sampai di sungai ke sembilan itu jam 1.38 pm. Di sungai tersebut kita bertemu mas Wawan karena kita lama beristirahat dan kemudian kita berangkat jam 2.42 pm, naik bareng lagi tetapi tetap saja dia jalan belakangan.

Sungai ke-9.
Setelah sungai ke sembilan itu jalan naik melewati beberapa pepohonan. Jam 3.14 pm bertemulah dengan sungai ke sepuluh. Setelah itu jalan agak naik, dan melewati jalan air (apabila hujan, jalan akan menjadi parit). Setelah jalan beberapa puluh menit, saya pun melihat pohon, di mana pohon itu terletak di tempat landai dan agak luas. Di blog yang saya lihat dulu sih namanya pos pohon tunggal. Di tempat ini bisa untuk membuat tenda. Cukup untuk membuat 3-4 tenda ukuran 4 orang. Karena kelihatanya puncak tinggal dikit lagi dan sampai situ baru jam 4.15 pm, kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak dan mendirikan tenda di kawah. Tetapi kami beristirahat dulu di pos pohon tunggal dengan berfoto foto dahulu. Kita mulai naik lagi jam 4.51 pm, jalan naik seperti halnya naik ke puncak gunung yang pernah saya daki, tetapi hanya saja jalan tanah tetapi tanah agak labil karena habis diguyur hujan kemarin.

Jalan Setapak di Sabana.

Pos Pohon Tunggal.

JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERBABU


Merbabu gunung ini letak nya di jawatengah,Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato  yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah kabupaten magelang di lereng sebelah barat dan kabupaten boyolali di lereng sebelah timur,Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan air laut.Jalur pendakian:
1.jalur kopeng
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Jalur ini dimulai dari desa tekelan dimana desa ini dijadiin basecamp jalur kopeng,terus dilanjut perjlanan melewati ladang penduduk dan hutan pinus kita akan melewati perengputih ,disini tanjakn cukup terjal maka hati2lah.sampai lah  di pos 1 pending.Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.perjalanan dilanjut menuju ke jemabatan setan disini kita akan ketemu dengan para pendaki yg melalui jalur wekas,perjalanan bisa dilanjut ke puncak syarif atau puncak kenteng songo.
JALUR WEKAS
jalur ini wekas ini merupakan jalur termudah, Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng – Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian,tetapi kalau gag mau jalan kaki bisa naik ojek sekitar 20rb sampe basecamp.Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam.Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam,di pos 2 ini terdapat sumber air jadi yg mau muncak sebaiknya ngambil airnya disini aja,karena setelah pos 2 sulit air,Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.oke sementara aku tulis 2jalur dulu.2jalur lagi ku tulis di edisi berikutnya,berikut foto2 nya.
jika anda butuh guide kami dari jogjadventuretrip siap mengantar anda cp:085643422261/085717265377
pertigaangapura-wekas
133320_3511374754414_713083415_o
puncak
puncak
408687_3546918522986_25008032_n
621582_3511412715363_173432247_o
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-merbabu.html
Muhammad Chamdun
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-merbabu.html
Muhammad Chamdun
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-merbabu.html
Muhammad Chamdun
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-merbabu.html
Muhammad Chamdun

JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI


Gunung Merapi (2.968 m.dpl) terletak di 2 provinsi, di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Gunung merapi terletak berdampingan dengan Gunung Merbabu. Gunung merapi adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak yang tinggi dan paling aktif diantara sekian banyak gunung api yang terletak di Indonesia serta merupakan salah satu gunung terganas di dunia. Nama puncaknya adalah puncak Garuda, yang merupakan bongkahan batu besar dengan bentuk mirip burung garuda. Salah satu ciri khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi letusan menghasilkan awan panas (glowing avalanches), yang oleh penduduk setempat disebut Wedus Gembel (sejenis kambing Jawa), awan panas ini mempunyai suhu sekitar 1.000 °C yang turun berbentuk bulatan keriting mirip kambing.
Ciri khas lain dari Gunung Merapi ini adalah pembentukan kubah lava yang bisa mencapai ratusan meter kubik perhari, yang terbesar jumlahnya sepanjang sejarah terjadinya letusan gunung berapi didunia. Letusan besar terakhir terjadi pada akhir tahun 1993 yang menyebabkan puluhan penduduk disekitar lereng meninggal karena diterjang lahar panas dan awan Panas.
Walau begitu, gunung ini hampir tidak pernah sepi dari pendaki, bahkan pada hari minggu banyak sekali pendaki yang datang. Untuk mencapai puncak Gunung Merapi kita bisa melewati dua jalur utama, lewat Kinaharjo/Kaliurang dan lewat Selo/Boyolali, tetapi Jalur pendakian Kaliurang di tutup sementara sejak Bulan Nopember 1995.
Jalur Selo
Untuk mencapai Desa Selo, kita bisa naik bus atau kereta dari daerah anda menuju Jogja atau Solo. Anda yang berdomisili di Jakarta bisa naik kereta dari stasiun senen, tanah abang, atau gambir. Untuk kereta, ada kereta progo dengan tarif 35.000 rupiah menuju stasiun lempuyangan, Jogja. atau kereta senja utama dengan tarif 120.000 sampai Solo. Atau jika memilih menggunakan bus, kita bisa naik bus jurusan Solo dengan tarif 75.000- 120.000, turun di terminal boyolali. lalu naik bus mini jurusan selo di depan terminal, dengan tarif sekitar 3000 rupiah (tahun 2009) sampai pasar cepogo. dari pasar cepogo dilanjutkan lagi dengan bus mini menuju desa selo dengan tarif sama.Jika dari Kota Yogyakarta kita naik bus menuju ke Magelang, turun di Desa Blabak, dan dilanjutkan naik minibus atau kendaraan barang ke jurusan Selo. Sebaiknya diperhatikan, diatas pukul 17.00 WIB kendaraan dari Blabak ke Selo mulai jarang beroperasi. Sebenarnya Selo lebih mudah dicapai dari arah Solo-Boyolali, karena dari Boyolali, ada angkutan yang langsung menuju Selo.
Desa Selo (1.560 m.dpl) saat ini menjadi gerbang pendakian utama. Desa Selo terletak dipelana Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Desa ini mempunyai panorama alam yang indah karena letaknya yang strategis. Penduduk desa ini sebagian besar bertani sayuran dan tembakau. Di desa ini juga terdapat tempat wisata gua yang mempunyai tempat pertapaan, terletak 300 meter dari Pos Polisi Selo.
Setelah tiba di gerbang desa selo, kita meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Basecamp pendaki di dusun Plalangan dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. jalan yang kita lalui berupa jalan aspal yang cukup menanjak. lumayan, sebagai pamanasan sebelum pendakian yang sebenarnya. Ditengah perjalanan anda akan melewati sebuah pos kecil mirip pos hansip, dimana anda bisa melaporkan pendakian anda dengan biaya retribusi pendakian gunung merapi sebesar 2500 rupiah. Sepanjang perjalanan kita akan melewati rumah2 dan ladang penduduk. Saya selalu terkesan setiap kali melewati perkampungan di kaki gunung, terutama di jawa tengah. Saya selalu menyebutnya keramahan Khas Jawa tengah.
Basecamp atau Pondok pendaki, adalah sebuah rumah dimana terdapat ruang aula yang cukup luas untuk menampung pendaki yang ingin beristirahat, baik sebelum atau setelah melakukan pendakian. Tempat ini dapat menampung sekitar 30 0rang pendaki dan bisa dikenali dengan sebuah plang bertuliskan BASECAMP PENDAKIAN GUNUNG MERAPI dan sebuah toko suvenir didepannya. Menurut keterangan penghuninya, ini adalah basecamp baru, pindahan dari basecamp lama yang berada dibawahnya. ditempat ini anda bisa beristirahat sejenak dan packing ulang perlengkapan pendakian. Selain itu, anda juga bisa membeli suvenir berupa pernak - pernik gunung merapi, seperti Stiker, Gantungan Kunci, Pin, kaos bergambar gunung merapi, dan sebagainya dengan harga 3000 - 50.000 rupiah. Anda bisa mempersiapkan perbekalan air dari sini, karena sepanjang pendakian, anda tidak akan menemukan mata air.
Dari basecamp, perjalanan dilanjutkan menuju Joglo dengan jalur masih berupa jalan aspal yang menanjak dengan waktu tempuh kira-kira 10 menit. Joglo adalah sebuah bangunan berbentuk rumah joglo yang biasa digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan sekitar. Anda bisa memandangi eloknya gunung merbabu